Senin, 30 Mei 2011

Suara Hati Seorang Ibu

Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami.
Berikutnya, aku layaknya pelayan yang tidak pernah istirahat. Kepenatanku demi kesehatanmu. Kegelisahanku demi kebaikanmu. Harapanku hanya ingin melihat senyum sehatmu dan permintaanmu kepada Ibu untuk membuatkan sesuatu.
Masa remaja pun engkau masuki. Kejantananmu semakin terlihat, Aku pun berikhtiar untuk mencarikan gadis yang akan mendampingi hidupmu. Kemudian tibalah saat engkau menikah. Hatiku sedih atas kepergianmu, namun aku tetap bahagia lantaran engkau menempuh hidup baru.
Seiring perjalanan waktu, aku merasa engkau bukan anakku yang dulu. Hak diriku telah terlupakan. Sudah sekian lama aku tidak bersua, meski melalui telepon. Ibu tidak menuntut macam-macam. Sebulan sekali, jadikanlah ibumu ini sebagai persinggahan, meski hanya beberapa menit saja untuk melihat anakku.
Ibu sekarang sudah sangat lemah. Punggung sudah membungkuk, gemetar sering melecut tubuh dan berbagai penyakit tak bosan-bosan singgah kepadaku. Ibu semakin susah melakukan gerakan.
Anakku…
Seandainya ada yang berbuat baik kepadamu, niscaya ibu akan berterima kasih kepadanya. Sementara Ibu telah sekian lama berbuat baik kepada dirimu. Manakah balasan dan terima kasihmu pada Ibu ? Apakah engkau sudah kehabisan rasa kasihmu pada Ibu ? Ibu bertanya-tanya, dosa apa yang menyebabkan dirimu enggan melihat dan mengunjungi Ibu ? Baiklah, anggap Ibu sebagai pembantu, mana upah Ibu selama ini ?
Anakku..
Ibu hanya ingin melihatmu saja. Lain tidak. Kapan hatimu memelas dan luluh untuk wanita tua yang sudah lemah ini dan dirundung kerinduan, sekaligus duka dan kesedihan ? Ibu tidak tega untuk mengadukan kondisi ini kepada Dzat yang di atas sana. Ibu juga tidak akan menularkan kepedihan ini kepada orang lain. Sebab, ini akan menyeretmu kepada kedurhakaan. Musibah dan hukuman pun akan menimpamu di dunia ini sebelum di akhirat. Ibu tidak akan sampai hati melakukannya,
Anakku…
Walaupun bagaimanapun engkau masih buah hatiku, bunga kehidupan dan cahaya diriku…
Anakku…
Perjalanan tahun akan menumbuhkan uban di kepalamu. Dan balasan berasal dari jenis amalan yang dikerjakan. Nantinya, engkau akan menulis surat kepada keturunanmu dengan linangan air mata seperti yang Ibu alami. Di sisi Allah, kelak akan berhimpun sekian banyak orang-orang yang menggugat.
Anakku..
Takutlah engkau kepada Allah karena kedurhakaanmu kepada Ibu. Sekalah air mataku, ringankanlah beban kesedihanku. Terserahlah kepadamu jika engkau ingin merobek-robek surat ini. Ketahuilah, “Barangsiapa beramal shalih maka itu buat dirinya sendiri. Dan orang yang berbuat jelek, maka itu (juga) menjadi tanggungannya sendiri”.
Anakku…
Ingatlah saat engkau berada di perut ibu. Ingat pula saat persalinan yang sangat menegangkan. Ibu merasa dalam kondisi hidup atau mati. Darah persalinan, itulah nyawa Ibu. Ingatlah saat engkau menyusui. Ingatlah belaian sayag dan kelelahan Ibu saat engkau sakit. Ingatlah ….. Ingatlah…. Karena itu, Allah menegaskan dengan wasiat : “Wahai, Rabbku, sayangilah mereka berdua seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil”.
Anakku…
Allah berfirman: “Dan dalam kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal” [Yusuf : 111]
Pandanglah masa teladan dalam Islam, masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, supaya engkau memperoleh potret bakti anak kepada orang tua.
KISAH TELADAN KEPADA ORANG TUA
Sahabat Abu Hurairah sempat gelisah karena ibunya masih dalam jeratan kekufuran. Dalam shahih Muslim disebutkan, dari Abu Hurairah, ia bercerita.
Aku mendakwahi ibuku agar masuk Islam. Suatu hari aku mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia malah mengeluarkan pernyataan tentang Nabi yang aku benci. Aku (pun) menemui Rasulullah dalam keadaan menangis. Aku mengadu.
“Wahai Rasulullah, aku telah membujuk ibuku untuk masuk Islam, namun dia menolakku. Hari ini, dia berkomentar tentang dirimu yang aku benci. Mohonlah kepada Allah supaya memberi hidayah ibu Abu Hurairah”. Rasulullah bersabda : “Ya, Allah. Tunjukilah ibu Abu Hurairah”. Aku keluar dengan hati riang karena do’a Nabi. Ketika aku pulang dan mendekati pintu, maka ternyata pintu terbuka. Ibuku mendengar kakiku dan berkata : “Tetap di situ Abu Hurairah”. Aku mendengar kucuran air. Ibu-ku sedang mandi dan kemudian mengenakan pakaiannya serta menutup wajahnya, dan kemudian membuka pintu. Dan ia berkata : “Wahai, Abu Hurairah ! Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluhu”. Aku kembali ke tempat Rasulullah dengan menangis gembira. Aku berkata, “Wahai, Rasulullah, Bergembiralah. Allah telah mengabulkan do’amu dan menunjuki ibuku”. Maka beliau memuji Allah dan menyanjungNya serta berkomentar baik” [Hadits Riwayat Muslim]
Ibnu Umar pernah melihat lelaki menggendong ibunya dalam thawaf. Ia bertanya : “Apakah ini sudah melunasi jasanya (padaku) wahai Ibnu Umar?” Beliau menjawab : “Tidak, meski hanya satu jeritan kesakitan (saat persalinan)”.
Zainal Abidin, adalah seorang yang terkenal baktinya kepada ibu. Orang-orang keheranan kepadanya (dan berkata) : “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibu. Mengapa kami tidak pernah melihatmu makan berdua dengannya dalam satu talam”? Ia menjawab,”Aku khawatir tanganku mengambil sesuatu yang dilirik matanya, sehingga aku durhaka kepadanya”.
Sebelumnya, kisah yang lebih mengharukan terjadi pada diri Uwais Al-Qarni, orang yang sudah beriman pada masa Nabi, sudah berangan-angan untuk berhijrah ke Madinah untuk bertemu dengan Nabi. Namun perhatiannya kepada ibunya telah menunda tekadnya berhijrah. Ia ingin bisa meraih surga dan berteman dengan Nabi dengan baktinya kepada ibu, kendatipun harus kehilangan kemuliaan menjadi sahabat Beliau di dunia.
Dalam shahih Muslim, dari Usair bin Jabir, ia berkata : Bila rombongan dari Yaman datang, Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka : “Apakah Uwais bin Amir bersama kalian ?” sampai akhirnya menemui Uwais. Umar bertanya, “Engkau Uwais bin Amir?” Ia menjawa,”Benar”. Umar bertanya, “Engkau dari Murad kemudian beralih ke Qarn?” Ia menjawab, “Benar”. Umar bertanya, “Engkau punya ibu?”. Ia menjawab, “Benar”. Umar (pun) mulai bercerita, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan penduduk Yaman yang berasal dari Murad dan kemudian dari Qarn. Ia pernah tertimpa lepra dan sembuh total, kecuali kulit yang sebesar logam dirham. Ia mempunyai ibu yang sangat dihormatinya. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya aku hormati sumpahnya. Mintalah ia beristighfar untukmu jika bertemu”.
(Umar berkata), “Tolong mintakan ampun (kepada Allah) untukku”. Maka ia memohonkan ampunan untukku. Umar bertanya, “Kemana engkau akan pergi?”. Ia menjawab, “Kufah”. Umar berkata, “Maukah engkau jika aku menulis (rekomendasi) untukmu ke gubernurnya (Kufah)?” Ia menjawab, “Aku lebih suka bersama orang yang tidak dikenal”.
Kisah lainnya tentang bakti kepada ibu, yaitu Abdullah bin Aun pernah memanggil ibunya dengan suara keras, maka ia memerdekakan dua budak sebagai tanda penyesalannya.
KISAH KEDURHAKAAN KEPADA ORANG TUA
Diceritakan ada lelaki yang sangat durhaka kepada sang ayah sampai tega menyeret ayahnya ke pintu depan untuk mengusirnya dari rumah. Sang ayah ini dikarunia anak yang lebih durhaka darinya. Anak itu menyeret bapaknya sampai kejalanan untuk mengusirnya dari rumahnya. Maka sang bapak berkata : “Cukup… Dulu aku hanya menyeret ayahku sampai pintu depan”. Sang anak menimpali : “Itulah balasanmu. Adapun tembahan ini sebagai sedekh dariku!”.
Kisah pedih lainnya, seorang Ibu yang mengisahkan kesedihannya : “Suatu hari istri anakku meminta suaminya (anakku) agar menempatkanku di ruangan yang terpisah, berada di luar rumah. Tanpa ragu-ragu, anakku menyetujuinya. Saat musim dingin yang sangat menusuk, aku berusaha masuk ke dalam rumah, tapi pintu-pintu terkunci rapat. Rasa dingin pun menusuk tubuhku. Kondisiku semakin buruk. Anakku ingin membawaku kesuatu tempat. Perkiraanku ke rumah sakit, tetapi ternyata ia mencampakkanku ke panti jompo. Dan setelah itu tidak pernah lagu menemuiku”
Sebagai penutup, kita harus memahami bahwa bakti kepada orang tua merupakan jalan lempang dan mulia yang mengantarkan seorang anak menuju surga Allah. Sebaliknya, kedurhakaan kepada mereka, bisa menyeret sang anak menuju lembah kehinaan, neraka.
Hati-hatilah, durhaka kepada orang tua, dosanya besar dan balasannya menyakitkan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Akan terhina, akan terhina dan akan terhina!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullahj, siapakah gerangan ?” Beliau bersabda, “Orang yang mendapati orang tuanya, atau salah satunya pada hari tuanya, namun ia (tetap) masuk neraka” [Hadits Riwayat Muslim]
[Diadaptasi dari Idatush Shabirin, oleh Abdullah bin Ibrahim Al-Qa’rawi dan Ilzam Rijlaha Fatsamma Al-Jannah, oleh Shalihj bin Rasyid Al-Huwaimil]
[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VIII/1425/2005M. Penerbiit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]

Lelaki Yang Belum Pantas Menikah

1. Laki-laki “Anak Mama”
Bisa jadi dalam penampilannya; lembut tutur katanya, sensitive perasaannya, manja gayanya, dan gemulai penampilannya serta suka membawa kantong kecil tempat makanan pemberian dari mamanya, serta lebih senang menghabiskan sebagian waktunya di rumah saja.
Daya tariknya; ketika bertemu dan berta’aruf pertama kali, seorang wanita akan terpikat dengan sikap dan perhatiannya yang begitu besar kepada wanita, sangat paham dengan perasaan dan tabiat wanita, serta paling doyan menyaksikan acara-acara kewanitaan dan dunia masak-memasak.
Kelemahannya; dia selalu terdepan dalam urusan kewanitaan dan acara dapur.
Uniknya; ketika bertemu pertama kali ia berkata pada calon isterinya: “Engkau seorang wanita yang paling didambakan ibuku untuk menjadi pendampingku hingga akhir hayatnya.” Dan pertama kali yang ia lakukan ketika berkenalan denganmu, adalah memperkenalkanmu dengan ibunya.
Solusinya; hendaknya calon isterinya mengatakan kepadanya, bahwa saya menyukai lelaki yang mandiri, bisa mencuci pakaian sendiri, dan tidak tergantung cita-rasa mama.
2. Laki-laki Pelit
Penampilannya; terkadang mempunyai duit banyak tetapi tidak begitu kentara secara kasat mata, baik di dalam acara-acara resepsi atau pertemuan-pertemuan, kecuali bila ia diundang secara resmi dan biasanya terlambat menikah hingga usia tua.
Daya tariknya; ketika bertemu dan berta’aruf pertama kali; seorang wanita terkesima dengan kecerdasan dansemangatnya dalam menekuni profesi. Terlalu melambung menyongsong masa depannya dan menata rencana hidupnya dengan penuh optimis serta menyampaikan cita-citanya dengan antusias.
Uniknya; dia berpura-pura sakit pada saat anda membutuhkan bantuannya. Dan ketika makan bersama di restoran, setelah selesai makan, dia pamit ke toilet untuk mengelak dari tagihan makanan yang mereka pesan.
Solusinya; hendaknya wanita yang bakal menjadi calon istrinya berani mengatakan kepadanya, bahwa aku adalah wanita yang paling boros di muka bumi ini.
3. Laki-laki Pecandu Olah Raga
Penampilannya; badannya tegap, pemberani, selalu siap diajak untuk bermain bola atau olahraga yang dia sukai untuk menghilangkan stress, dan selalu mengutamakan pakaian olah raga ketika membeli pakaian.
Daya tariknya; wanita ketika bertemu dan berta’aruf pertama kali sangat terpikat dengan badannya yang tegap, penampilannya yang gagah dan kondisinya yang selalu bugar sepanjang hari.
Uniknya; sangat betah menghabiskan waktudi stadion olahraga untuk menjaga kebugaran dan ketegapan badannya dan sisa waktunya dihabiskan di depan cermin untuk mempertontonkan kekuatan dan kegagahan di depannya.
Bahayanya; ketika kamu ajak makan malam di luar rumah pasti dia memilih rumah makan yang memajang layar televise dan sedang menayangkan pertandingan olah raga.
Solusinya; ikuti setiap pertandingan yang ia saksikan dan tegaskan bahwa kamu pendukung lawannya.
4. Laki-laki Pecandu Mode Pakaian
Penampilannya; pakaian dan dandanannya sangat rapi, sangat percaya diri, tidak pernah ketinggalan dengan tren mode pakaian terkini, pengetahuan tentang dunia mode sangat luas, bahkan mengalahkan wanita dalam hal tersebut.
Daya tariknya; selalu mengenakan pakaian merk terkenal, warna pakaiannya selalu serasi dan mengenakan celana dengan ikat pinggang aneh dan model pakaian trendy.
Uniknya; kalau kamu membandingkan pakaian di almarinya dengan pakaian di almarimu, pasti milikmu jauh lebih sedikit hingga kamu minder.
Bahayanya; Senang jalan-jalan ke mall dan supermarket dan selalu cerewet dalam mengusulkan pakaian dan penampilanmu. Boros dalam belanja pakaian walau harganya sangat mahal.
Solusinya; katakan kepadanya dengan bahasa lugu “kita bukan boneka pajangan pakaian mall dan supermarket”
5. Laki-laki yang Suka Berganti-ganti Wanita
Penampilannya; baik orangnya, ganteng atau biasa-biasa saja, namun ada sesuatu yang membuat wanita terpikat dan jatuh hati, selalu memperlakukan wanita dengan perlakuan yang istimewa, bahkan semua mendapatkan cinta dan perhatian yang sama.
Daya tariknya; ketika sedang berta’aruf pertama kali; seorang wanita mendapati bahwa dia seorang lelaki yang sangat pandai merayu, amat piawai berbasi-basi dan memilih kata-kata yang mengetuk perasaan, hingga wanita bertekuk lutut dan jatuh cinta.
Uniknya; selalu memberi nama dan panggilan indah selain nama yang ada saat berbicara romantis.
Bahayanya; dia menggunakan cara itu kepada semua wanita yang dia jadikan sebagai mangsanya.
Solusinya; sampaikan kepadanya bahwa, “Bapakku yang sangat bangga dengan golok dan pedang-pedangnya ingin segera berkenalan denganmu.”
6. Laki-laki Pengkhayal dan Tak Punya Pendirian
Penampilannya; orangnya teduh, tidak banyak berbicara, gayanya kalem, suararnya rendah, komunikasinya lamban, dan terkadang keberadaannya di tengah komunitas tidak menonjol.
Daya tariknya; ketika sedang berta’aruf pertama kali; maka seorang wania menemukan sesuatu yang misteri dalam dirinya, sehingga membuatmu penasaran ingin menguaknya. Dia lebih senang mendengar daripada berbicara dan kamu terkesima dengan senyum-simpul dan kelembutannya.
Uniknya; dia berinteraksi dengan siapapun sesuai dengan gambaran yang ada dalam khayalannya, bukan sesuai dengan kepribadian mereka yang sejati. Dan terkadang banyak berangan-angan namun kurang berusaha untuk mewujudkannya, dan berencana namun kurang mampu merealisasikannya.
Bahayanya; sering menyendiri dan punya kebiasaan gemar melamun dan menatap matahari yag hendak terbenam dan kembali dengan muka murung.
Solusinya; katakana kepadanya, “tinggalkan kebiasaan sering nonton film kartun dan horror, serta hobby yang paling cocok buatmu adalah smack down dan gulat.”
7. Laki-laki Pengarang Cerpen/Roman
Penampilannya; sering mengenakan kacamata eksotis, tidak pernah lepas di tangannya sebuah majalah atau buku bacaan, ketika berbicara sekilas nampak sangat luas pengetahuannya dan mengaku tahu banyak tentang tabiat dan kejiwaan orang.
Daya tariknya; ketika sedang proses ta’aruf pertama kali; sangat pintar berolah kata, alur pembicaraannya runut, dan omongannya sangat menarik.
Uniknya; kamu akan hidup dengan berbagai kondisi dan prinsip yang berubah-ubah, tidak pernah mau makan di luar rumah, tidak pernah memberi hadiah pada saat-saat bahagia, dan setiap hari duduk merenung untuk mencari pemikiran yang baru dan prinsip yang aneh.
Bahayanya; Gampang tersinggung dan naik pitam ketika dikritik pada saat menemukan pemikiran baru.
Solusinya; sampaikan kepadanya bahwa karya-karya buku yang hebat dan terkenal masih banyak dan hadiahkan kepadanya suatu karya yang lebih hebat dan terkenal.
8. Pecandu Pekerjaan dan Profesi
Penampilannya; orangnya sangat serius dalam memperhatikan profesi dan pekerjaan, sangat cerdas dalam mengatur masa depan ekonomi, banyak cita-cita dan harapan dalam bisnis, dan kurang mempunyai waktu sepanjang hari.
Daya tariknya; sedang proses ta’aruf pertama kali; maka seorang wanita akan terpikat dengan gayanya yang menawan dan selalu nampak sukses dalam setiap kegiatannya.
Uniknya; seorang wanita yang ingin menikah dengannya hendaknya memikirkan keadaan hidupnya nanti pasca pernikahan, karena suaminya setiap saat merasa kurang mempunyai waktu dan banyaknya rencana hidup.
Bahayanya; suatu ketika kamu akan mengetahui dan kaget bahwa sekretarisnya akan menjadi teman dekatmu, karena dialaj yang disuruh menemuimu ketika kamu ingin sesuatu dari suamimu di kantornya.
Solusinya; Katakan kepadanya bahwa kamu siap untuk mendampinginya sepanjanga hari di kantornya selagi tidak mengganggu pekerjaannya, kalau ia terus tidak mempunyai waktu untuk duduk bersamamu. Dan lasksanakan usulan ini.
9. Laki-laki Sok Romantis
Penampilannya; perarngainya lemah lembut, tutur katanya sangat romantic, tidak mempunyai banyak teman, dan sejak matahari terbit hingga terbenam hidupnya hanya ingin diabadikan untukmu.
Daya tariknya; ketika sedang berta’aruf denganmu, maka sikap itu pasti menggelitik perasaanmu, apalagi dia orang yang sangat sensitive. Semua teman-temannya sepakat, bahwa dia hanya membutuhkanmu agar kamu mencintainya dengan tulus, maka dia akan mencintaimu dengan tulus juga.
Uniknya; dia selalu siap setiap saat untuk melakukan apa saja demi kamu dan siap setiap saat untuk menemanimu sepanjang waktu.
Bahayanya; kamu harus siap setiap saat untuk menemaninya duduk dan bermesraan.
Solusinya; kabarkan kepadanya bahwa saya ingin selalu sendiri tanpa ditemani siapapun dan saya senang hidup menyendiri tanpa teman.
10. Laki-laki Dingin dengan Wanita
Penampilannya, dia seorang lelaki yang sangat semangat menatap hidup, ceria dan senang berbicara soal politik dan sangat pandai mengatur waktu untuk menggilir waktunya untuk bertemu dengan pasangan yang lain.
Daya tariknya; ketika sedang berta’aruf pertama kali; sangat antusias berbicaea soal permasalahan wanita dan gender, dan kamu merasa akan mendapatkan segala kemuliaan dan kehormatan dalam hidup ini bersamanya. Dan suatu yang paling menarik darinya bahwa ia sama sekali tidak suka acara olah raga.
Uniknya; tidak mau berkorban seperti yang kamu lakukan, karena itu bertentangan dengan prinsipnya, seperti tidak mau membayar ketika makan bersamamu di rumah makan, atau membantu kamu ketika kamu sedang membutuhkan bantuannya atau kamu dalam kesusahan.
Bahayanya, dia pandai berkelit dan suka berlepas diri dari tanggung jawab materi yang harus ditunaikan kepadamu dengan alasan untuk kepentinngan dan kesejahteraan masa depannya.
Dikutip dari buku Romantika Kawin Muda karya Al Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Penerbit; Pustaka Imam Abu Hanifah
***
Artikel Islam e-Salim.com


Zuhud Dalam Kajian Tasawuf

Salah satu sendi pokok dalam Islam selain ilmu tauhid dan fiqih adalah tasawuf yang merupakan intisari dari syariat yang menjadi sendi utama dalam ajaran yang telah disampaikan oleh rasulullah SAW.

Tasawuf dilihat dari katanya merupakan masdar(kata jadi) dari fi’ilnya: “tashawwafa-yatashawwafu-tashawwufan”. Kata “tashawwafa-yatashawwafu” adalah fi’il madzi biharfaini (kata kerja tambahan dua huruf) yaitu: ta’ dan tasydid yang sebenarnya berasal dari kata kerja asli tiga huruf yang berbunyi: “shaafa-yashuufu” menjadi “shaufan”(mashdar) yang artinya: mempunyai bulu yang banyak. Perubahan dari kata “shaufa-yashuufu-shaufan” menjadi “tashawwafa-yatashawwafu-tashawwufan” dalam istilah kaidah bahasa arab memiliki arti menjadi atau berpindah.

Beberapa definisi tentang tasawuf, diantaranya:
a. Abu Bakar al-Katany mengatakan bahwa titik awal amalan tasawuf adalah akhlak, dengan demikian seseorang yang hendak mengamalkan tasawuf harus memperbaiki akhlaknya terlebih dahulu.
b. Imam Junaid al-Baghdadi[1], membagi definisi tasawuf ke dalam 4 bagian,yaitu:
1. Mengenal Allah, sehingga hubungan antara kita dengan-Nya tiada perantara.
2. Melakukan semua akhlak yang baik menurut sunah rasul dan meninggalkan akhlak yang buruk.
3. Melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah
4. Merasa tiada memiliki apapun, juga tidak di miliki oleh sesiapa pun kecuali Allah SWT.
c. As-Suhrawardi mengemukakan pendapat Ma’ruf al-Kharkhy yang menyatakan bahwa tasawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk (kesenangan duniawi).
d. Asy-Syeikh Muhammad Amin al-Kurdi menyatakan bahwa tasawuf adalah suatu ilmu yang dapat mengetahui hal ihwal kebaikan dan keburukan, cara membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, melangkah menuju keridloan Ilahy dengan melaksanakan segala perintah, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dari definisi diatas, dapat di kemukakan bahwa tasawuf adalah melakukan ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang telah dirintis oleh ulama sufi, yang sering disebut dengan istilah suluk untuk mencapai suatu tujuan yaitu ma’rifat kepada segala sesuatu atas ciptaan Allah, untuk menggapai keridloan-Nya sebagai bagian menuju kebahagiaan di akhirat.

Cara pendekatan yang harus dilakukan adalah dengan mengenal asma Allah sepenuh keyakinan sehingga menyadari sifat dan af’aal Allah di dalam semesta ini. Salah satu manfaatnya adalah untuk mendidik hati kita sehingga mengenal zat Allah, semakin lapang dada, kejernihan hati dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Dalam ilmu Tasawuf dikenal dengan macam-macam sifat terpuji dan tercela, yang pembagiannya terdiri dari:

a. Sifat Terpuji
1. Zuhud
2. Qana’ah
3. Sabar
4. Tawakkal
5. Mujahadah
6. Ridlo
7. Syukur
8. Ikhlas

b. Sifat Tercela
1. Hub al-Dunia (Cinta yang berlebihan kepada Dunia)
2. Tamak
3. Itba’ al-Hawa (Mengikuti Hawa Nafsu)
4. ‘Ujub
5. Riya
6. Takabbur
7. Hasud
8. Sum’ah

ZUHUD
Zuhud secara bahasa adalah bertapa di dunia, adapun secara istilah yaitu: Bersedia untuk melakukan ibadah, dengan berupaya semaksimal mungkin menjauhi urusan duniawi, dan hanya mengharapkan keridhoan Allah SWT. Sebagaimana yang di ungkapkan ulama:

مَا قَلَّ عَمَلٌ بَرَزَ مِنْ قَلْبِ زَاهِدٍ
“Ma Qalla amalun baraza Min qalbin Zaahidin”
(tidak ada amalan kecil yang lebih mulya dari dalam hati seorang yang menjauhi dunia, melainkan berbuat zuhud).

Zuhud dalam aplikasi kehidupannya, mampu melahirkan satu maqam dan cara hidup yang oleh para ahli tasawuf dikatakan sebagai sesuatu yang telah dicapai setelah maqam taubah. Itu karena, seseorang yang benar-benar zuhud sudah meninggalkan symbol-symbol duniawi setelah benar-benar dia melakukan taubah al-nasuuha, dengan satu pandangan bahwa hidup di dunia tak lebih daripada sebatas permainan dan canda gurau. Seperti dalam al-quran disebutkan:

إِعْلَمُوْا أَنَّمَا الْحَيوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ……
[I'lamu annamalhayah al-Dunya La'ibun Wa Lahwun: Al-Haddid:20].
Konsep ini sejajar dengan:

اَلدُّنْياَ مَزْرَعَةُ اْلاَخِرَةِ
“al-dunya mazra’atun al-aakhirah”:
Dunia sebagai ladang(bekal) di akhirat kelak, difahami bahwa tidak ada keindahan dan ketenangan hakiki melainkan merasa indah dan tenang dengan kenikmatan hidup dalam keadaan iman dan Islam dengan zuhud sebagai pegangan. Orang-orang ini, niscaya dalam hidupnya akan semakin dekat dengan khalik sang pencipta, sebagaimana hadist rasul SAW:

مَنِ ازْ دَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ زُهْدًا لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلاَّ بُعْدًا
“Manizdaada ‘ilman, walam yazdad zuhdan, Lam Yazdad Min Allah illaa Bu’dan”
(Barangsiapa yang di anugerahi ilmu oleh Allah, akan tetapi tidak semakin bertambah ke-zuhud-annya, maka sejatinya orang yang seperti ini bukan bertambah melainkan semakin jauh dari jalan tuhan-Nya).
Seseorang yang secara lahir sukses dalam mempertahankan gelar akademiknya, cemerlang dalam setiap usahanya, dan bertambah keilmuan apabila melihat jam tayangnya(baca: sebagai penceramah;da’i), akan tetapi selalu melakukan perbuatan yang melanggar syari’at, tidak ada keinginan untuk mengurangi perbuatan buruk dan segera memohon taubat kepada-Nya, maka yang demikian ini bukan dekat dengan Tuhannya melainkan semakin jauh dari jalan hidayah Allah SWT.

Orang-orang zuhud selalu berusaha untuk menjauhi perbuatan dan majlis-majlis yang penuh dengan kemungkaran, dan selalu berusaha melakukan amaliyah yang hanya diredhoi Allah SWT, seperti yang dijelaskan oleh ulama:

مَنْ عَمِلَ اْلاَخِرَةَ كَفَاهُ اللهُ أَمْرَ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ
“Man ‘Amila al-Aakhirat Kafahu Allah amra Diinihi Wa Dunyahu”.
Artinya: “Barangsiapa yang melakukan amal perbuatan soleh(bermanfaat untuk akhirat), Maka akan Allah cukupkan segala urusan agama dan dunia-nya”.

Golongan ini, selalu berusaha dalam melaksanakan segala kewajibannya dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih, karena segala kenikmatan yang ada di dunia ini, besok akan di mintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat,

Sebagaimana dalam surah At-takasur ayat 8 dinyatakan:

ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Dalam surah lain,an-Naziat ayat 37-39 di jelaskan:

فَأَمَّا مَنْ طَغىَ , وَءَاثَرَ الحْيَوَةَ الدُّنْيَا , فَإِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوَى
Adapun orang yang melampaui batas,Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

Dalam redaksi yang berbeda juga disebutkan:

مَنْ أَرَادَ اَنْ يَشْرِفَ فِى الدُّنْياَ وَاْلاَخِرَةِ فَلْيَخْتَرِ اْلاَخِرَةَ عَلىَ الدُّنْيَا اَلْفِتْنَةَ
“Man arada an yasyrifa fi al-dunya wa al-akhirah falyakhtar al-akhirah ‘ala al-dunya[al-fitnah]“.

Artinya:
“Barangsiapa yang menghendaki kemulyaan di dunia serta kebahagiaan di akhirat, maka mereka akan memilih kemulyaan akhirat dan menjauhi dari kenikmatan sesaat di dunia dengan segala bentuk kemaksiatan, kejahatan dan fitnah yang merajalela”.

Hal ini, seandainya mereka diberi kebahagiaan sebagai orang-orang diberi kelebihan rezeki waktu di dunia, maka dengan segera akan menginfaqkan, bersedekah dengan tujuan untuk menggapai ketaatan kepada-Nya, untuk menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan bujukan iblis dan bala tentaranya, secara rinci dijelaskan oleh ulama:

إِنَّ الزُّهْدَ لَيْسَ عِبَارَةُ عَنْ أَخْلاَءِ الْيَدِ عَنِ الْمَالِ بَلْ هُوَ أَخْلاَءُ الْقَلْبِ عَنِ التَّعَلُّقِ بِهِ
“Inna az-zuhda laisa ibaaratun ‘an akhlai al-yadi ‘an al-maal, bal huwa akhlaul qalbi ‘an ta’alluqi bihi”,

Artinya:
“Yang di namakan zuhud itu bukan ibarat orang yang menyembunyikan tangannya dari harta benda(uang, jabatan,wanita), akan tetapi zuhud yaitu menyembunyikan dari perkara yang dapat mengakibatkan kemadharatan atas segala tipu daya dunia yang fana, orang zuhud dalam hatinya terbebas dari sesuatu yang bersifat unsur duniawi, hatinya selalu condong kepada dzat Allah, melaksanakan ketaatan dan dunia hanya dijadikan sebagai perantara untuk menggapai ridho-Nya.

Dalam surah Taha ayat 131 dijelaskan:

وَلاَ تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلىَ مَامَتَّعْنَابِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَوةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّأَبْقَى
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

Pengertian zuhud secara lebih luas, sebenarnya bukan meninggalkan kehidupan dunia secara keseluruhan, melainkan tetap mencari penghidupan duniawi, akan tetapi hanya sebatas untuk memenuhi keperluan hidup ala kadarnya, mereka bekerja dengan niat untuk menafkahi keluarga, yang merupakan kewajiban seorang suami atas anak dan istrinya, dan itu semua hanya untuk mencari ridlo-Nya, agar kelak besok lepas dari pertanggung jawaban di akhirat. Hal ini dijelaskan dalam surah al-Qashash ayat 77:

وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِى اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Selain itu juga dijelaskan dalam hadits:

إِعْمَلْ لِدُنْياَكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا وَاعْمَلْ لِأَخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
“I’mal lidunyaaka kaannaka ta’isyu Abadan, Wa’mal liaakhiratika kaannka tamutu ghadan”.

Artinya:

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beramallah untuk persediaan akhiratmu, seakan-akan engkau mati besok”.

Dalam tasawuf, seorang hamba yang lagi menjalankn perintah harus selalu merasa bahwa dirinya sedang benar-benar berdiskusi kepada Allah, kalau tidak boleh menghadirkan hati maka seyogyanya dalam hatinya sadar bahwa segala apapun aktivitasnya sedang dalam pantauan yang MahaKuasa, sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan Sayyidina Umar, beliau mendengar rasulullah SAW bersabda:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ وَإِنْ لَّمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“An ta’budallah kaannaka tarahu, waillam takun tarahu fainnahu yaraka”

Artinya:
“Ketika menyembah kepada-Nya seakan-akan kita melihat-Nya, kalau tidak mampu untuk yang demikian(melihat-Nya), maka sesungguhnya Dia(Allah)selalu melihatmu”.

Hadist ini bukan saja berlaku di saat kita melakukan ibadah(shalat)saja, akan tetapi dalam semua aktifitas kita di luar shalat pun, seseorang yang zuhud merasa dirinya selalu dalam pengawasan Allah SWT.

Dengan demikian ilmu tasawuf sebagai satu wasilah(jembatan penghubung) yang mampu memberikan effect positif kepada pengamalnya berdasarkan haluan yang telah digariskan dalam syariah Islam, seperti ungkapan Imam Asy-Sya’rani bahwa tasawuf merupakan ilmu yang dapat muncul dari hati yang bersih, dan tiada tergores sedikitpun di dalamnya. Satu hal yang paling penting dalam mempelajari ilmu ini, seperti yang telah di uraikan oleh Imam Malik, bahwa seseorang yang belajar ilmu fiqih(syariat) tanpa mempelajari tasawuf (hakikat), maka ia fasiq. Demikian juga sebaliknya seseorang yang ber-tasawuf(hakikat),tanpa mendalami ilmu fiqih (syariat), maka ia kafir zindiq, artinya kita harus amalkan kedua-duanya antara syariat dan hakikat.

Akhiran, mari kita sama-sama menghayati makna zuhud yang kemudian semoga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Amin.

http://imdad-gresik.blogspot.com/

Postingan Populer