Rabu, 15 Juni 2011

Alasan Kenapa Banyak Artis Korea Bunuh Diri

Apa yang menyebabkan tindakan bunuh diri semakin marak terjadi di kawasan Asia, khususnya Jepang dan Korea?


Simak obrolan kami bersama dr. Rahmat Yanuardi, CHt. CCH. HBCE. QAHP, dari Al Ashr Mind Institute.
Apa yang melandasi seseorang untuk mengakhiri hidup lewat cara bunuh diri?
Dorongan untuk bunuh diri memiliki latar belakang yang berbeda di setiap tempat. Di beberapa negara, dorongan bunuh diri umumnya disebabkan oleh depresi berat yang tidak terkontrol. Namun di Jepang dan Korea kasus bunuh diri sering kali berkaitan dengan harga diri dan kehormatan, dan hal ini sepertinya sudah membudaya sejak dulu di kedua negara tersebut. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan depresi berat juga memiliki peran kasus bunuh diri di negara tersebut akibat dari kompetisi kehidupan sosial.
Mengapa mereka menjadikan bunuh diri sebagai jalan keluar? Apakah terlalu banyak menonton tayangan yang mengandung adegan bunuh diri, atau memiliki teman/keluarga yang meninggal bunuh diri, atau pemikiran bahwa "mati itu enak"?
Di Jepang dan Korea, berlaku sebuah budaya bunuh diri untuk menyelamatkan harga diri. Meskipun anggapan tersebut sudah tidak seperti dulu, namun budaya itu masih ada. Untuk kedua negara itu sepertinya bunuh diri masih merupakan pilihan bila seseorang merasa hancur harga dirinya atau sudah tidak sanggup lagi menanggung beban kehidupan sosial. Jadi bukan masalah "enak" atau "tidak enak" dalam melakukan hal tersebut.
Ada seorang artis Korea yang bunuh diri karena mengaku pernah dipaksa berprofesi ganda sebagai wanita penghibur untuk kalangan pejabat dan produser TV dengan iming-iming popularitas. Apa yang menyebabkan seseorang rela melakukan apa saja demi meraih popularitas?
Manusia biasanya dikendalikan oleh faktor "fear and greedy". Maksudnya, ketika seseorang dalam kondisi ketakutan atau terancam (fear), cenderung untuk melakukan apapun untuk bisa lepas dari rasa takut atau ancaman itu. Sedangkan bila orang yang memiliki kepentingan yang besar atau keinginan yang amat sangat (greedy), orang itu juga akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Sayangnya, kedua tindakan tadi sering meninggalkan akal sehat sebagai landasan berfikir, sehingga resiko untuk munculnya suatu penyesalan sangat mungkin terjadi.
Korea dan Jepang menjadi negara dengan kasus bunuh diri (khususnya di kalangan selebritis) terbesar di dunia. Mengapa bisa seperti itu?
Dilihat dari segi budaya, kedua negara itu memiliki kemiripan. Seperti yang sudah disebutkan, bunuh diri masih menjadi sebuah cara untuk melepaskan tekanan atau menyelamatkan harga diri.
Apa tanda-tanda orang yang pernah atau akan berniat untuk bunuh diri?
Biasanya orang selalu melakukan percobaan bunuh diri sebelum melakukan bunuh diri yang sesungguhnya. Pada kasus bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangan, pasti ada minimal dua sayatan, dan sayatan yang lebih dangkal adalah sayatan percobaan. Sedangkan pada kasus bunuh diri minum racun seranggga kerap masih bisa diselamatkan, karena minumnya tidak dalam jumlah yang banyak. Untuk kasus bunuh diri dengan melompat dari tempat tinggi, biasanya pelaku suka berdiri di tepi bangunan yang tinggi. Orang-orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri sebaiknya diawasi dengan teliti, karena selalu mencari kesempatan saat orang-orang di sekitarnya lengah.
Bagaimana cara untuk mengalihkan keinginan bunuh diri dan pemikiran "mati itu enak"?
Cara mengalihkan keinginan bunuh diri ialah konseling dan therapi. Intinya membantu orang itu untuk melepaskan depresinya, mengembalikan harga dirinya atau memberi sudut pandang baru tentang kehidupan sosialnya. Penggunaan obat anti depresan juga dapat membantu, namun dapat juga berbalik menjadi alat untuk bunuh diri (over dosis obat). Konseling, hypnotherapi, ego state therapi, EFT (Emotional Freedom Technique), dan penggunaan NLP (Neuro Lingusitic Programming) dapat membantu orang dengan potensi bunuh diri.
http://menujuhijau.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer