Minggu, 22 September 2013

9 Desa Hanok di Korea Selatan


Selain kuil-kuil dan istana kerajaan zaman dulu, salah satu yang mencolok dan khas dari kebudayaan Korea yang sering muncul dalam drama-drama kolosalnya adalah kampung-kampung penduduk dengan rumah tradisional Korea yang khas khas. Jangan kira bahwa desa dengan rumah hanok ini sebatas setting semata yang dibuat khusus untuk film, karena desa dan rumah-rumah ini memang benar ada dan masih bisa kita lihat hingga sekarang.

Bagi yang ingin mengenal budaya Korea atau penyuka dramanya, Anda pasti ingin datang dan melihat langsung desa-desa tradisional ini jika suatu saat nanti berkesempatan mengunjungi Korea Selatan. Iya kaan?? *ala Syahrini* Karena itu di sini saya rangkumkan 9 desa tradisional khas Korea yang layak untuk dikunjungi. Ready? Let’s go!

Buckchon Hanok Village Korea

Bukchon Hanok Village adalah desa rumah tradisional Korea yang terletak di area Bukchon, di antara Istana Gyeokbokgung dan kuil Jongmyo Royal Shrine. Desa tradisional yang memiliki banyak gang sempit dan rumah tradisional Korea (hanok) ini sengaja dijaga kelestariannya untuk mempertahankan suasana perkotaan pada masa dinasti Joseon. Kawasan Buckhon, yang terdiri dari Wonseo-dong, Jae-dong, Gye-dong, Gahoe-dong, dan Insa-dong, dulunya memang merupakan kawasan tempat tinggal para bangsawan dan pejabat kelas dari dinasti Joseon. Oleh karena itu rumah-rumah tradisional di desa ini juga merupakan rumah ‘gedong’ yang bagus pada zaman dulu. 

Saat ini, Bukchon Hanok Village digunakan sebagai pusat kebudayaan tradisional Korea dan juga kulinernya, di mana pengunjung bisa memiliki sedikit gambaran seperti apa kebudayaan pada masa dinasti Joseon. Desa ini memiliki jalan yang sempit, berliku-liku dan menanjak, yang diapit oleh bangunan-bangunan tradisional yang memberi atmosfer khas. Oleh karenanya, menelusuri jalan-jalan ini saja bisa menjadi pengalaman yang unik dan menyenangkan. Bukchon Hanok Village juga sering digunakan sebagai lokasi syuting drama Korea, salah satunya adalah drama Personal Taste yang dibintangi oleh aktor keren Lee Min Hoo. Drama lain juga sepertinya banyak yang memakai rumah-rumah di desa ini, tapi saya lupa apa saja :p

Jeonju Hanok Village

Jeonju Hanok Village adalah desa dengan rumah tradisional Korea (hanok) yang terletak di jantung kota Jeonju, provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do), Korea Selatan, sekitar 3 jam perjalanan dari kota Seoul. Desa ini merupakan salah satu desa hanok yang paling terjaga kelestariannya. Meskipun desa tradisional, Jeonju Hanok Village memiliki transportasi dan jalan utama yang modern seperti halnya kota besar. Hal ini membuat desa ini memiliki pemandangan yang unik yang membuatnya seperti kota lama beratmosfer tradisional yang berada di tengah kota modern. Apalagi letaknya juga tidak jauh dipinggiran kota, melainkan di tengah kota dan dekat dengan area pusat perbisnisan kota Jeonju. 

Jeonju Hanok Village memiliki lebih dari 700 rumah hanok yang kebanyakan dibangun pada masa Dinasti Joseon (1392-1910). Rumah-rumah ini memiliki kondisi yang sangat baik dan sebagian besar merupakan rumah penduduk. Di desa hanok ini Anda tak hanya bisa jalan-jalan melihat rumah hanok, tetapi juga bisa merasakan langsung tradisi dan kebudayaan tradisional Korea yang lengkap seperti merasakan tinggal di rumah hanok dengan menginap di hanok stay, wisata kuliner khas Korea di restauran dan kedai teh tradisional, belanja aneka suvenir, sekaligus belajar membuat berbagai macam kerajinan tangan yang kemudian bisa Anda bawa pulang sebagai oleh-oleh. Baca  selengkapnya...

Korean Folk Village

Korean Folk Village atau Minsok Village adalah sebuah tempat wisata di kota Yongin, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan yang berupa museum hidup yang menampilkan desa, kehidupan, dan kebudayaan tradisional rakyat Korea. Mirip seperti sebuah taman budaya. Tempat ini sangat populer baik di kalangan warga lokal Korea maupun wisatawan mancanegara, dan terletak dekat dengan Everland taman hiburan terbesar di Korea

Korean Folk Village terbagi menjadi banyak bagian dan memiliki banyak replika rumah tradisional Korea dari kelas sosial yang berbeda (petani, tuan tanah, bangsawan), yang berasal dari berbagai wilayah di Korea Selatan. Taman budaya ini juga memiliki pasar jalanan tradisional, restauran, pertunjukan tari tradisional, upacara pernikahan, keterampilan menunggang kuda, pameran teknik pembuatan barang-barang dari kayu dan logam secara tradisional, dan aneka kegiatan yang bersifat wisata dan rekreasi. 

Di bagian taman hiburannya, juga terdapat banyak wahana yang bisa dinaiki, permainan, taman patung, museum seni, museum rakyat Korea, dan juga museum rakyat dunia yang menyoroti gaya hidup tradisional dari seluruh dunia. Korean Folk Village juga sering digunakan sebagai lokasi syuting drama-drama Korea, salah satunya adalah drama Moon Embracing the Sun (2012) yang menggunakannya sebagai pasar lokal, tempat tinggal rakyat jelata, dan pemandangan malam hari.

Wah keren dan lengkap ya? Bagi yang tertarik dengan budaya Korea, tempat ini wajib dikunjungi karena tidak hanya menawarkan suasana tradisional dari desa dan rumah-rumahnya tetapi juga beragam kebudayaan dan gaya hidup tradisional ‘penduduk’ nya dalam satu tempat. All in one, berminat?

Namsangol Hanok Village

Namsangol Hanok Village adalah desa tradisional Korea yang terletak di Pil-dong, Jung-gu, Seoul, Korea Selatan, tidak jauh dari N Seoul Tower. Desa yang dikenal sebagai “A Village of Traditional Houses in the Namsan Valley” ini bertempat di sebuah lokasi yang dulunya merupakan sebuah resort musim panas pada era dinasti Joseon. Area resort ini terkenal dengan pemandangannya yang sangat indah seperti di negeri dongeng dan dikenal sebagai salah satu tempat paling indah di Seoul. 

Namsangol Hanok Village memiliki luas area 7.934 m2 dan terdiri dari rumah-rumah tradisional yang telah dipugar kembali untuk mempertahankan atmosfer area ini seperti aslinya pada zaman dulu. Sebanyak 5 rumah tradisional, termasuk beberapa ‘mansion’ paling luas di Seoul yang menjadi tempat tinggal para pejabat tinggi negara pada zaman dulu, berikut sejumlah rumah rakyat jelata khas Korea juga dipindah ke area desa ini. Sebuah taman tradisional khas Korea lengkap dengan sungai yang mengalir dan sebuah paviliun juga dibangun di sini untuk semakin menghidupkan kembali suasana klasik era dinasti Joseon. 

Biaya masuk: Gratis
Hari Selasa tutup
Transportasi: Bagaimana cara ke Namsangol Hanok Village?
- Naik subway jalur 3 atau 4, turun di Chungmuro Station.

5. Hahoe Folk Village
Hahoe Folk Village Korea

Hahoe Folk Village adalah sebuah desa tradisional Korea dari zaman dinasti Joseon yang terletak di Andong, provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Keberhasilannya mempertahankan gaya arsitektur, tradisi rakyat, dan buku-buku berharga dari zaman Joseon, serta tradisi kuno dari desa berbasis klan, telah mengantarkan Hahoe Folk Village menjadi salah satu situs warisan dunia budaya yang ditetapkan oleh UNESCO, satu paket dengan Yangdong Folk Village.

Saat ini, Hahoe Folk Village terbagi menjadi dua dan masih ditempati oleh keturunan dari 2 cabang utama dari klan Pungsan Yu; yaitu Namchon (desa utara) yang ditempati oleh Gyeomampa dan Pukchon (desa selatan) yang ditempati Seoaepa. Dua bangunan yang paling terkenal di desa ini adalah Wonjijeongsa Pavilion dan Byeongsan Confucian School. Bangunan lain adalah Yangjindang Manor dan Pikchondaek House di desa utara serta Chunghyodang Manor dan Namchondaek House di desa Selatan.

Yangdong Folk Village Korea

Yangdong Folk Village atau Yangdong Village of Gyeongju adalah sebuah desa tradisional dari Dinasti Joseon yang terletak di Gangdong-myeon, 16 km ke arah tenggara dari Gyeongju, Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Desa ini terletak di selatan gunung Seolchang dan terbentuk mengikuti kondisi alam dengan topografi gunung dan lembah. Dengan terjaganya kelestarian tradisi, kekayaan aset budaya, tradisionalisme, dan keindahan alam tempatnya berada, Yangdong Folk Village bersama dengan Hahoe Folk Village ditetapkan sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2010.

Seperti halnya Hahoe Folk Village, Yangdong Folk Village juga masih ditempati oleh penduduk asli meskipun sebagian ada yang sudah tidak ditinggali. Desa ini masih mempertahankan adat istiadat rakyat dan juga bangunan tradisional bergaya arsitektur tradisional khas dinasti Joseon. Keseluruhan desa ini terdiri lebih dari 160 rumah tradisional beratap jerami dan juga genteng yang dibangun di seluruh area berhutan lebat. 54 rumah bersejarah yang berusia lebih dari 200 tahun juga telah dilestarikan. Bangunan yang penting di antaranya adalah Seobaekodang yang menjadi rumah utama keluarga Wolseong San dan Mucheomdang yang merupakan rumah utama keluarga Yeogang Yi. Bangunan lain adalah pavilun Ihayangjeon dan Simsujeong dan sekolah rakyat Ganghakdang. 

Di Yangdong Hanok Village, rumah-rumah klan Wolseung San dan Yeogang Yi serta keturunan mereka terletak di lokasi yang lebih tinggi di pegunungan dan lembahnya. Sementara rumah-rumah dari masyarakat kelas bawah, yang dicirikan dengan atap jerami, dibangun di tempat yang lebih rendah. Pengaturan desa yang seperti ini jelas menunjukkan stratifikasi status sosial yang nyata yang merupakan karakteristik kehidupan rakyat Korea pada masa dinasti Joseon.

7. Folk Village di Pulau Jeju
Tiga kampung rakyat lainnya bisa kita jumpai di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Songeup Folklore Village

Seongeup Folk Village adalah kampung tradisional asli penduduk Jeju yang masih mempertahankan gaya hidup khas rakyat Jeju dan masih ditinggali oleh penduduk pulau ini. Desa ini terletak sebelah barat daya Seongsan, Jeju bagian timur. Biaya masuk: Gratis

Jeju Folk Village Museum

Seperti Korean Folk Village di no (3), Jeju Folk Village Museum juga bukan merupakan sebuah desa asli melainkan sebuah museum hidup atau museum outdoor yang sengaja dibangun untuk memperlihatkan aset-aset kebudayaan Pulau Jeju. Museum ini dibangun di atas area seluas 150.000 m2 dan terdiri dari bangunan-bangunan dengan aneka gaya arsitektur, baik yang sengaja dibangun atau bangunan asli dari tempat lain yang dipindah ke museum ini. Dengan area cukup luas, luangkan waktu setidaknya 4 jam sehingga Anda bisa menikmati seluruh bagiannya tanpa merasa terburu-buru. Biaya masuk: 6 ribu won.

- Folklore and Natural History Museum
Museum ini bukan desa rakyat, tidak juga menyerupai desa rakyat, tetapi benar-benar sebuah museum. Meskipun demikian kita bisa mengetahui aneka kebudayaan rakyat Pulau Jeju khususnya, dari sini. Museum ini memamerkan sejarah alam, benda-benda peninggalan, dan juga hewan, dan tumbuhan yang ditemukan di pulau Jeju. Museum ini terbagi dalam 4 ruang pameran utama yaitu cerita rakyat, sejarah alam, sumberdaya khusus, dan ruang audio visual.

Banyak kan yang bisa dikunjungi? Tetapi jika masih belum cukup, Anda juga bisa berkunjung ke istana kerajaan Korea zaman dulu yang mana tidak hanya menawarkan bangunan dan interiornya yang tradisional dan khas tetapi juga pertunjukan dan pemeragaan berbagai tradisi dan kegiatan yang dilakukan di lingkungan istana kerajaan dinasti Joseon :)

All articles ©explorerguidebook.blogspot.com









































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer