Senin, 04 Juli 2011

Suluk Memakmurkan Hati, Bukan Menyiksa Diri

Prof. Drs. K.H. Djamaan Nur
(Pembina Tasawuf & Tarekat Surau Mambaul Amin - Bengkulu)
www.baitulamin.org

Pengamal suluk setiap akan beribadah, dia harus membaca istighfar minimal 5X, al-fatihah 1X dan al-Ikhlas 3X dengan memohon safaat Allah SWT dan baginda rasulullah. Mereka juga selalu berikrar untuk beribadah. Illahianta maqsudi waridloka matlubi. Artinya, ya allah tuhanku, engkaulah yang kutuju dalam ibadah ini. Dan keridhaan-Mulah yang kucari. Ikrar ini mengacu pada QS al-An’am ayat ke-162.

Para sufi, berjuang keras untuk menggapai ikrar tersebut. Sesuai QS al-Ankabut ayat ke-69. Artinya, “…dan orang-orang yang berjihad mencari, menggapai keridhaan-Nya, sungguh akan kami tunjukkan kepada mereka jalan kami. Bahwa sesungguhnya allah benar-benar beserta orang yang berbuat baik.”

Suluk adalah ikhtiar, usaha menempuh jalan menuju Allah SWT. Semata-mata untuk mencari keridhaan-Nya. Hakikat suluk adalah usaha, ikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk membersihkan diri dan rohani dengan bertobat. Membersihkan diri dari sifat buruk dan mengisinya dengan sifat baik. Setiap orang yang suluk, meyakini benar bahwa dirinya akan bersih dan tobatnya bakal diterima allah.

Syeh Amin Kurdi mengatakan, tidak mungkin seorang itu sampai kepada makrifatullah dan hatinya bersih lagi bercahaya sehingga dapat musyahadah kepada allah kecuali dengan jalan suluk atau berkhalwat. Dalam buku Tanwirul Qulub karya Amin Kurdi (sufi terkenal), suluk juga dinamakan berkhalwat. Yaitu seseorang yang berada di tempat sunyi/sepi yang disediakan untuk memenuhi syarat. Sehingga dapat beribadah dengan khusus dan sempurna. Suluk juga dinamakan iktikaf. Baik di mesjid atau surau sebagaimana yang dicontohkan baginda rasulullah dan salafus saleh. Masa suluk boleh dilaksanakan 10 hari, 20 hari atau 40 hari.

Orang yang bersuluk, berkhalwat atau beriktikaf mempunyai dasar hukum dalil naqli al-Quran, hadis dan sunnah rasul. Diantaranya, untuk bertobat adalah QS al-Baqarah ayat ke-222. Orang suluk, intensif beramal. QS al-Kahfi ayat ke-110.

Rasulullah melaksanakan suluk di Gua Hira dan di mesjid. Hadis Bukhari menyebutkan, nabi diberi kesenangan saat menjalani khalwat di Gua Hira dengan tujuan beribadat, berzikir kepada allah pada beberapa malam yang tidak sebentar. Saat baginda rasulullah pindah ke Madinah, beliau suluk di mesjid. Hadis Aisyah, adalah nabi melaksanakan iktikaf dalam 10 hari terakhir ramadhan. Lalu saya buatkan kelambu untuk beliau. Usai salat, rasulullah masuk ke dalam kelambu itu.

Nabi Musa sebelum menerima kitab taurat, Allah SWT menyuruh dia berkhalwat/bersuluk di Bukit Tursina selama 30 hari kemudian ditambah 10 hari lagi sehingga menjadi 40 hari sebagaimana QS al-A’raf ayat 142.

Sabda rasulullah, orang yang menempuh jalan/suluk untuk menggali ilmu dan beramal. Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dalam hadis lain, rasulullah bersabda orang yang ikhlas beramal selama 40 hari, niscaya akan terpancarlah sumber-sumber hikmah dari hatinya ke lidahnya.

Surau, tersebar di dunia. Di Indonesia ada lebih dari 700 surau, bahkan ada di Malaysia dan Amerika bahkan di Australia. Ada surau. Tapi tidak semua surau dapat melaksanakan suluk. Karena ketentuannya harus didukung sarana dan prasana lengkap. Contoh, sarana salat dimana pria dan wanita dipisah. Dapur dan MCK harus memenuhi standar kebersihan, termasuk petugas/khalifah yang memasak makanan (nasi/gulai) tidak boleh batal wudhu. Apalagi orang yang sedang suluk, tidak boleh batal wudhu. Kalau batal, dia harus berwudhu kemudian salat sunat wudhu, salat sunat taubat dan kembali ke kelambu atau melaksanakan tugas.

Orang suluk adalah orang yang ingin membersihkan diri rohaninya supaya dapat bertakarub kepada Allah SWT guna menggapai ridho-Nya. Orang suluk harus intensif beramal, baik amal fardhu/wajib maupun amal sunat. Dalam suluk, tugas utamanya adalah beramal. Salat lima waktu selalu berjamaah. Makan bersama-sama setelah dihidangkan. Orang suluk hanya terima makan saja, orang lain yang membersihkannya. Bila ada yang sakit jasmaninya, akan dirawat dokter. Bila sakit rohaninya karena gangguan metafisik maka harus ada orang yang menyelesaikannya. Orang yang selama ini melaksanakan peramalan perdukunan, kalau masuk peramalan tasawuf dan tarekat yang hak dari allah maka perdukunannya akan musnah. Untuk sampai kesitu, terkadang ada gangguan metafisik.

Yayasan Prof. DR. Khadirun Yahya merupakan penyelenggara suluk. Lokasinya yakni di Surau Darul Amin – Medan, Baitul Amin – Sawangan/Bogor, Ghausul Amin – Jember, Akhlakul Amin – NTB, Mujibul Amin – Samarinda dan surau lainnya di Jogya, Surabaya, Bandung, Semarang, Kalimantan dan Sulawesi, Padang, Medan dan Jakarta. Di Malaysia, ada dua tempat suluk sedangkan di Amerika baru ada satu.

Suluk yang tidak memenuhi standar kelayakan, itulah yang menyebabkan terjadinya hal-hal yang fatal bagi peserta suluk. Seperti yang terjadi di Bengkulu, ada yang sampai meninggal. Itu bukan karena pola ajaran dan amalnya melainkan ada sebab lain. Kalau ada yang berniat agar setelah suluk mendapatkan keramat atau mampu mengobati metafisik maka dia tidak akan meraihnya.(**)

Selengkapnya : mambaul-amin.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer