Kamis, 28 Oktober 2010

Menikmati Kemegahan Pusat Kota Graz, Australia

Tahun 2003, kota Graz dinobatkan sebagai Culture Capital of Europe atau yang disebut juga sebagai kota budaya Eropa. Kota dengan nuansa indah dan klasik ini adalah kota terbesar kedua di Austria dan sekaligus merupakan ibukota propinsi Steyrmark. Secara geografis, Austria berbatasan langsung dengan Jerman, Swiss, Italia, Slovenia, Republik Ceko dan Hungaria yang menjadikan negara ini sebagai perpaduan budaya eropa barat dan timur dan menjadikannya menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara.

Graz dapat ditempuh dari kota lain dengan mudah dan cepat melalui akses transportasi udara dan darat misalnya dengan waktu tempuh yang hanya tiga jam dari kota Wina dan empat jam dari kota Venezia (Italia) menggunakan kereta api atau kendaraan roda empat. Memasuki kota Graz dari arah barat selatan menuju pusat kota, di sebelah kanan dan kiri jalan dapat dijumpai panorama yang indah dengan gunung-gunung dan bukit-bukit yang ditanami pohon anggur yang terkenal dengan kualitasnya hingga ke mancanegara .

Menapaki kebun anggur dengan daun kuning keemasan dan buah yang mulai matang sambil menghirup udara pegunungan yang segar, menambah rasa sentuhan dan penyatuan alam yang sejuk dan damai, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota dan polusi udara. Kebun anggur tersebut juga menjadi tempat wisata yang banyak diminati oleh para turis di musim panas.

Menuju pusat kota, dapat dijumpai gedung megah dan merupakan simbol pemerintahan kota Graz bernama Town Hall yang memiliki area lapang yang luas terletak persis di depannya. Gedung ini dibangun pada abad ke-16 dan kemudian direnovasi oleh arsitek kenamaan Graz, Wielemans and Reuter pada abad ke-19 sejalan dengan pertumbuhan penduduk kota Graz yang cukup besar pada era itu sejalan dengan peran dan fungsi pemerintahan yang semakin besar pula.

Ornamen utama Town Hall ini kemudian disimplifikasi pada abad ke-20 dengan tetap mempertahankan eksistensi seni dan budaya Austria. Hingga saat ini, bangunan ini tetap difungsikan sebagai kantor pemerintahan kota Graz dan juga sekaligus dijadikan sebagai kantor catatan sipil tempat dimana pasangan pengantin di kota ini mengukuhkan ikatan pernikahannya.

Di tengah-tengah area luas di depan Town Hall yang dinamakan Hauptplatz ini, terlihat sebuah tugu manusia besar berdiri kokoh yang merupakan patung Pangeran Styrian yaitu Archduke Johann yang hidup pada masa abad ke-17.

Tugu ini dihadiahkan secara khusus kepadanya dan sekaligus dijadikan sebagai simbol dimulainya pembangunan ekonomi di kota Graz. Empat patung wanita yang terletak di empat titik sudut tugu besar ini menandakan empat aliran sungai yang melewati kota Graz, yaitu Mur, Enns, Drava dan Sann yang merupakan batas daerah kekuasaan di jaman kejayaannya. Sejalan dengan waktu, tugu ini didesain ulang oleh seorang arsitek terkenal Austria, Markus Pernthaler di tahun 2002.

Hauptplatz sendiri pada jaman dahulu dijadikan sebagai pasar traditional yang menjual produk-produk petani seperti susu, daging, buah-buahan, keju, dan minyak dari biji labu. Hingga saat ini, Hauptlatz tetap dijadikan sebagai tempat kegiatan pasar malam, karnaval, pentas seni dan hiburan yang masih diminati oleh penduduk kota ini terutama di musim panas.

Terlihat sederetan bangunan indah mengelilingi Hauptlatz yang hingga kini tetap dijadikan sebagai tempat pertokoan dan pusat bisnis, sejenak pandangan mata terhenti pada suatu jalan kecil bernama Sporgasse yang panjang terletak diantara bangunan-bangunan lama dengan arsitek yang berkualitas tinggi dan corak dinding yang elegan menambah keindahan di sepanjang jalan kecil ini, yang juga merupakan jalan penghubung antara Hauptlatz dengan lembah sungai mur.

Sepintas terlihat bangunan tersebut belum berusia lama, namun sebenarnya usia bangunan ini sudah lebih dari seratus tahun. Goldene Pastete adalah salah satu bangunan tertua di kota Graz dengan arsitek sudut bangunan yang menarik dari masa kejayaan jaman Reinassance dan terletak di sisi kanan jalan Sporgasse. Hingga kini bangunan yang dulunya adalah restauran khas masakan Austria ini tetap dilestarikan oleh pemerintah Graz dengan tetap mempertahankan keaslian warna dinding merah bata dan ornamen jendela kombinasi warna putih dan hijau yang bernuansa tradisional.

Alunan musik dan lagu dari seniman-seniman jalanan di beberapa sudut jalan ini menambah suasana yang meriah dan nyaman bagi para pengunjung untuk menghabiskan waktu sambil menyantap makanan dan minuman di salah satu restauran pilihan hati. Terlihat seorang anak perempuan yang memainkan harpa dengan jari-jemari yang lincah dan sangat memukau hati para pengunjung.

http://perempuan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer