Penelitian menyatakan: 13 merek rokok produksi China terdeteksi mengandung logam berat. Foto: sebuah gerai yang menjual rokok di China.
13 merek rokok China tersebut: Da Qian Men, Hong Ta Shan, Hong Mei, Bai Sha, Du Bao, Hong Shuang Xi, Huang Jin Ye, Happiness (Ji Qin), Hong He, Hong Jin Long, Hong Qi Qu, Shi Lin, Yi Zhi Bi.
Para peneliti memilih rokok dari Kanada untuk dibandingkan dengan rokok China.Tembakau rokok China mengandung timah, arsenik, kadmium serta logam berat lainnya. Hukum Kanada menetapkan produsen dan pengimpor tembakau harus memeriksa kandungan logam berat dalam tembakau produksinya. Depkes Kanada baru-baru ini mengungkap angka-angka terkait.
Proyek kebijakan pengendalian tembakau internasional ini melibatkan 80 jenis lebih penelitian terhadap pengawasan tembakau. Para peneliti berasal dari 20 negara, termasuk China, AS, Kanada, Australia dan lain-lain. Misi utamanya mengevaluasi pengaruh “Kerangka Perjanjian Pengawasan Rokok dan Tembakau” yang dicanangkan WHO terhadap kebijakan pengendalian rokok.
Menurut Reuters, Richard O’Connor dari Pusat Riset Kanker Roosevelt Parker, New York, dalam tesisnya mengungkapkan: pihaknya telah mensurvei kandungan logam berat pada setiap batang rokok. Alasannya tembakau dapat membuat ketagihan, dan perokok menghabiskan rata-rata 20 batang rokok per hari selama bertahun-tahun.
Ia mengungkapkan logam berat dan zat beracun lainnya yang dihirup perokok secara bersamaan, serta efek akumulatif jangka panjang yang timbul akibat reaksinya dengan berbagai zat beracun lainnya. Ia berpendapat, masalah kesehatan ini harus diteliti dengan saksama. Rokok mengandung zat yang mematikan, intervensi tegas terhadap produk tembakau sangat mendesak untuk segera dilakukan, dan harus mematuhi semua aturan dalam “kerangka kesepakatan bersama pengawasan rokok dan tembakau” yang dibuat WHO.
Pakar berpendapat, pemahaman rakyat China terhadap bahaya tembakau sangat minim, dan jika tidak diambil tindakan efektif, China akan terjerumus ke dalam suatu bencana kesehatan yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagai negara pencetus “kerangka kesepakatan pengawasan rokok dan tembakau”, China harus mengambil tindakan tegas untuk melindungi warganya dari ancaman bahaya rokok.
Menurut kantor berita Xinhua, wakil kepala Biro Penjualan Rokok Nasional, Jin Zhongli, berpendapat bahwa tekstur tanah di berbagai wilayah di China berbeda. Tidak hanya tembakau, logam berat di dalam sayuran dan bahan pangan lainnya berbeda. Kandungan logam berat dalam tanah pada sejumlah wilayah di China mungkin lebih tinggi, sehingga tembakau yang dihasilkan juga mengandung logam berat cukup tinggi.
Saat ini China belum membuat standarisasi kandungan logam berat hasil produk jadi rokok, yang ada hanya pembatasan pada bahan baku, seperti aturan kandungan logam berat pada kertas rokok tidak boleh melampaui jumlah tertentu.
Pakar juga mengatakan bahwa, merokok dapat mengakibatkan keracunan logam berat, karena rokok dibakar dengan suhu tinggi yang dapat mengakibatkan logam berat berubah menjadi gas. Perokok lalu menghirup asap rokok yang mengandung logam berat tersebut, oleh karena itu kadar logam berat yang masuk ke dalam tubuh jauh lebih tinggi daripada biasanya.
Menurut data statistik 2008, perokok China sudah mencapai 350 juta jiwa, angka kematian yang berhubungan dengan rokok setiap tahunnya mencapai sekitar 1 juta jiwa, dan jika jumlah perokok tidak berubah, maka sebelum 2020 jumlah kematian akan bertambah menjadi 2,2 juta jiwa.
Topik Konferensi ini mengenai “Perubahan, Tantangan, dan Perkembangan Kerangka Kesepakatan Pengawasan Rokok di Asia Pasifik”. Sebanyak 600 lebih peserta dari 40 lebih negara, hadir dalam konferensi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar