Sabtu, 17 Juli 2010

Belajar Mandarin Adalah Peluang Bisnis


Di  Eropa, Amerika dan lain-lain tempat bahasa mandarin sudah menjadi  pelajaran wajib. Siswi sekolah bahasa Tionghoa di Maryland � USA, sedang  belajar menulis syair dari Li Bai. (AFP)
Jikalau waktu dapat diputar balik ke 10 tahun yang lampau, "Apakah bahasa utama yang paling ngetrend di seluruh dunia?"

Jawabannya bisa dipastikan ialah: Bahasa Inggris.

"Kedudukan bahasa Inggris pada zaman sekarang terutama ialah hasil gabungan dari dua faktor sbb: Akhir abad ke 19 kekuatan kolonialis Inggris berkembang mencapai puncaknya, serta abad ke 20 kebangkitan power ekonomi USA." Demikian yang tertulis pada buku laris "English as a Global Language"yang diterbitkan oleh universitas Cambridge pada sepuluh tahun yang lalu.

Sawah ladang dan samudra luas membentang, peristiwa telah berlalu garis demarkasi telah dilewati. Kekuatan kolonialis Inggris sudah seiring dengan berlalunya waktu ikut surut dan memudar; kekuatan ekonomi USA juga bertahan pada level rendah dan tak kunjung berkembang lagi, badan kekuatan ekonomi baru sudah nyaris mendahului. termasuk MEU dan Tiongkok, India dll Kedudukan tunggal bahasa Inggris di tataran bahasa dunia, juga lambat laun telah terjadi pergeseran.

Bahasa Tionghoa, bahasa kuno yang terkandung makna mendalam selama 5.000 tahun, pada dewasa ini sedang bergeliat dan bangkit.

Bahasa Mengubah Trend Bisnis
Dimulai dari pertengahan tahun 90 an, bahasa mandarin menggantikan posisi bahasa Jepang, telah menjadi bahasa timur yang paling luas dipelajari secara global.

Pasar bagi lebih dari 1,4 miliar penduduk orang Tionghoa adalah energi krusial yang menimbulkan booming global belajar bahasa mandarin.

Di tempat-tempat pariwisata tersohor di negara-negara Eropa dan USA, misalnya Musee du Louvre – Perancis, kesemuanya dapat dijumpai tulisan mandarin atau guide yang berbahasa Tionghoa. Namun 10 tahun yang lalu, kegiatan sejenis ini, satu-satunya bahasa Asia yang disediakan hanyalah bahasa Jepang.

MLB (Gabungan Pemain Profesional Rugby USA) demi penetrasi secara meluas terhadap market orang Tionghoa, website resmi mereka pada tahun ini juga secara resmi mengeluarkan halaman utamanya dalam edisi bahasa mandarin.

Bahkan, film seri terkenal Hollywood "Ocean’s Eleven"…… secara khusus mengatur actor Tiongkok Qin Shaobo di dalam film tersebut berdeklamasi dalam bahasa Tionghoa, sedangkan pemain top lainnya terlihat secara "ajaib" mengerti bahasa Tionghoa.

"Chinese minded" menjadi strategi pemasaran utama bagi perusahaan asing untuk memasuki pasar orang Tionghoa. Walau sebagian tekniknya terlihat dadakan, tetapi taktik pendekatan kebudayaan yang "Banting stir ke bahasa mandarin" semacam ini, justru adalah sebab-musabab krusial dalam kebangkitan booming belajar mandarin di seluruh dunia.

Menjadi Profesi Terpopuler
Menurut Zhang Liangming, anggota komisi urusan Hoakiao – Taiwan, dewasa ini penduduk non Chinese yang mempelajari bahasa mandarin di seluruh dunia, melebihi 30.000.000 orang. Kira-kira terdapat 100 negara, lebih dari 2.500 universitas yang menerapkan kurikulum bahasa Tionghoa.

Di Jepang, bahasa mandarin nomer dua dari bahasa asing yang terbanyak diajarkan sesudah bahasa Inggris. Antara tahun 1993 s/d 2005, SMP yang menyediakan kurikulum bahasa mandarin di wilayah Jepang telah tumbuh sebanyak 3 kali lipat.

Bersamaan itu, karena demi untuk memenuhi kebutuhan belajar bahasa mandarin di berbagai negara seluruh dunia, "Guru pengajar bahasa mandarin" di-"paksa"menjadi lowongan profesi yang paling dicari, bahan pelajaran yang berkaitan dengan belajar bahasa mandarin juga menjadi komoditi laris. Menurut perkiraan komisi strategi informasi industri Taiwan, dewasa ini di seluruh dunia masih saja terdapat kekurangan guru bahasa mandarin sebanyak 900.000 orang, market pembelajaran bahasa mandarin pada lima tahun mendatang juga mencapai nilai US$
60.000.000.000

Di bawah gelombang pasang demam bahasa mandarin ini, tidak saja belajar bahasa mandarin bisa dipergunakan sebagai peluang bisnis masa depan, pengajaran bahasa mandarinpun telah menjadi "Ilmu penempaan kebudayaan" dengan masa depan cerah.

Bahkan Adalah Titik Balik Kehidupan
Ahli bahasa Inggris, David Gaddol dalam wawancara dengan majalah Time menekankan: "Di banyak negara Asia, bahkan Eropa, USA dll, bahasa mandarin telah menjadi bahasa yang harus dipelajari oleh masyarakat."

Terkandung 2 lapis makna di dalamnya: Ke satu, seperti disebutkan di atas, 1,4 miliar masyarakat Tionghoa adalah market terpendam dan terkokoh pada abad ke 21 ini; ke dua, berbagai negara di dunia dewasa ini (lebih-lebih negara-negara industri barat) sedang menghadapi sejumlah besar problema menyulitkan yang bersifat global, seperti pemanasan global, krisis energi dll, barangkali orang-orang dari dalam kebudayaan kuno Tiongkok ini, dapat menemukan jalan bagi penyelesaian masalah melalui kebijakan dan pengalaman selama ribuan tahun tersebut.

"Barat juga telah memasuki sebuah gang buntu. Sesudah revolusi industri menyebabkan produksi massal menjadi arus utama, mereka menemukan dirinya tidak mampu lagi menuntaskan begitu banyak masalah yang muncul belakangan ini", Chen Liheng, direktur utama industri keramik eksklusif tersohor di dunia "Frank", menganalisa dengan gamblang bahwa "Oleh karenanya mereka mulai berpikir mencari jawaban dari peradaban suatu negara kuno." Itu pasti adalah bangsa yang eksis sejak lama, baru mampu memiliki jawaban, selain itu harus suatu negara kuno yang pernah jaya.

Memiliki kurang lebih 5.000 tahun sejarah, suku bangsa Tionghoa yang pernah mendirikan dinasti jaya seperti Han dan Tang, lama terpengaruh secara berangsur-angsur pikiran dari ajaran-ajaran Khonghucu, Buddha dan Dao, di kala peradaban iptek dan materi berkembang dengan pesatnya tetapi yang berbarengan dengan itu juga mencemari lingkungan dengan berat, telah menjadi gudang pusaka pencaharian bagi pengupayaan problem solving bagi umat manusia.

"Tradisi suku bangsa Tionghoa memandang penting konsepsi alam, konsepsi manusia dan kebudayaan, seperti konsep ‘Kemanunggalan antara alam dan manusia’, ‘Menghormat sang pencipta dan menghormat manusia’ telah menjadi jalan/solusi penyelesaian pelbagai masalah zaman modern atau setidaknya inspirasi, misalkan bagi pemanasan global dll. Juga telah dipandang lebih penting oleh banyak negara di dunia." Demikian imbuh professor universitas Taiwan, Zhang Jinhua.

Pakar sejarah dan arkeolog juga menemukan, bahasa mandarin mempunyai aksara unik yang paling tua, dengan makna kaya dan terdalam, oleh karenanya, buku-buku kuno seperti , , dan ajaran-ajaran Buddhisme dan Taoisme dll, ada terlampau banyak inti sari makna yang tak mampu dialih bahasakan selain oleh bahasa Tionghoa.

Maka, belajar bahasa mandarin, menekuni kitab aslinya, meminjam cahaya dari pinjaman api menjadi metoda orang-orang seluruh dunia mengenali kembali hubungan alam dengan kehidupan, perubahan kehidupan, jalan penerobos dalam menghadapi berbagai krisis dewasa ini. Juga merupakan penggerak dasar lainnya bagi booming bahasa Tionghoa di seluruh dunia.

Booming bahasa mandarin ini, selain pebisnis barat diperbolehkan memasuki market orang Tionghoa, juga kedudukan orang Tionghoa di panggung dunia semakin meningkat dengan tajam, kebudayaan Tionghoa telah menjadi focus baru yang mencolok di seluruh dunia.

Demam bahasa mandarin, bisakah mendorong selangkah lagi ke era baru bagi umat manusia dengan alam untuk hidup berdampingan secara harmonis? Patut kami nanti-nantikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer