Senin, 19 Juli 2010

Mengapa Orang Jerman Banyak Bervegetarian?

Debora, anak seorang tetangga bernama Ny. Pausch, baru berumur 14 tahun, namun setengah tahun yang lalu tiba-tiba saja menolak memakan daging dan beralih ke vegetarian, hal ini membuat ibunya kerepotan di kala menyiapkan hidangan, akan tetapi sebagai seorang ibu, dia tidak menyalahkan putrinya tersebut.


(INTERNET)

Orang-orang di lingkungan kami semuanya mengetahui Debora adalah anak baik yang tidak menyusahkan orang lain, makan maupun berpakaian tidak pernah rewel, kenapa justru kali ini berulah? Pada awalnya orang rumah menganggapnya hal ini akan berubah setelah beberapa hari berlalu, tidak disangka dia tetap mempertahankan bervegetarian.

Kemudian Ny. Pausch mengerti penyebab Debora tidak mau makan daging lagi. Ternyata beberapa waktu yang lalu, di televisi Jerman ditayangkan tentang pemeliharaan babi dan ayam, terdapat banyak adegan penyiksaan hewan, Debora terguncang sekali setelah melihatnya, tidak dinyana daging babi dan daging ayam yang disukainya dengan cara demikian tiba di atas meja makannya, oleh karena itu dia bertekad tidak mau makan daging lagi, tidak menghendaki seekor hewan demi dirinya harus dijagal hidup-hidup.

Nyonya Pausch juga mengatakan bahwa ternyata cukup banyak anak yang seperti Debora. Seorang tantenya yang bernama Ute, ketika masih kecil pernah berkunjung ke sebuah tempat pembiakan peternakan, dan menyaksikan operator menggunakan mesin untuk membuka lebar mulut angsa, dan langsung menggelontor masuk sejumlah besar makanan ke dalam perut si angsa, seketika perut si angsa terisi penuh bagai balon mengembang.

Pengasuh tersebut menjelaskan, metode pemeliharaan dan pembiakan mekanis semacam ini adalah demi mempercepat pertumbuhan daging angsa dan memperpendek daur hidup si angsa, agar mereka lebih cepat lagi digiring ke pabrik penjagalan. Penderitaan bagi setiap angsa sewaktu diberi makan paksa, begitu mengguncangkan hati Ute, sehingga tak tahan lagi dan menangis sekeras-kerasnya. Sepulangnya dari peternakan, dia tidak mau makan daging angsa lagi.

Dekat rumah kami ada seorang anak perempuan bernama Mandy, beberapa tahun yang lalu mengetahui bahwa daging sapi yang disukainya ternyata berasal dari peternakan di sekitar situ, acap kali menyaksikan gerombolan sapi yang menggemaskan itu, dia kemudian tidak bisa mengkaitkan daging sapi yang berada di atas piringnya dengan gerombolan sapi yang terbayang di depan matanya, dia merasa sangat menderita, semenjak saat itu daging apapun dia tidak mau makan.

Penyebab gadis kecil bernama Debora tidak mau makan daging telah membuat saya terharu, dari dalam sanubari semakin menyukai saja gadis baik yang penuh belas kasih tersebut. Debora terkadang mampir ke rumah saya, maka saya buatkan aneka jenis makanan vegetarian, melihatnya melahap dengan begitu nikmat, betul-betul membuat hati gembira.

Beberapa tahun ini orang Jerman yang beralih ke vegetarian naik dari angka 6% pada 30 tahun yang lalu kini meningkat menjadi 10%. Peningkatan ini dikarenakan rasa kasihan orang Jerman terhadap binatang sehingga telah mengendalikan nafsu makan daging dari dirinya sendiri.

Sewaktu saya baru datang ke Jerman, pernah mendengar lelucon tentang kesadaran orang Jerman menjaga pelestarian lingkungan. Orang Jerman tidak mengacuhkan ulat di dalam buah-buahan, tidak menganggap hal itu jelek, layaknya fenomena alam yang normal-normal saja.

Seorang mahasiswa Jerman berkata: “Terdapat ulat di dalam buah, takut apa? Anda makan saya juga makan, sesudah anda makan habis, saya akan makan lagi.” Kala itu saya merasa geli mendengarnya, kemudian dari apa yang saya dengar dan saya saksikan sesudah hidup agak lama di Jerman, mengetahui dengan betul bahwa itu bukannya lelucon tanpa dasar.

Suatu hari saya mendampingi putri yang masih SD mengikuti kegiatan memahami hutan yang diadakan oleh sekolah, seorang bocah lelaki teman sekelasnya bermain memukul-mukul sebuah batang pohon besar dengan tongkat, petugas jagawana yang memandu kami berkata kepada anak tersebut: “Kamu memukulinya seperti itu, ia bisa kesakitan!” Si anak langsung melepaskan tongkat di tangannya dan terlihat malu (salah tingkah).

Saya memperhatikan di Jerman, anak yang bagaimanapun nakalnya, jarang sekali menganiaya binatang, seandainya ada, pasti akan ada orang yang keluar mencegah atau menasehatinya, mengganggu binatang dianggap tidak manusiawi, nyaris melanggar hukum.

Perasaan orang Jerman yang begitu melindungi dan menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan di alam bebas, mau tak mau membuat anda percaya bahwa orang Jerman tidak peduli buah yang dimakan itu mengandung ulat atau tidak, sungguh bukanlah lelucon, ini adalah suatu taraf kembali ke jati diri dan kembali ke alam, sungguh-sungguh patut ditiru oleh kita semua.

((Epochtimes/Danggui/ET Jerman/whs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer