Jumat, 16 Juli 2010

Timbis Beach, Arena Paralayang Di Bali


(INTERNET)
Mungkin tidak banyak yang mengenal Pantai Timbis yang terletak di selatan Pulau Bali ini.

Pantai ini eksklusif bagi para penggemar paragliding atau terbang layang Indonesia. Jadi bagi mereka yang menekuni hobi ini baik dari manca negara atau lokal Indonesia, Timbis Beach bukanlah tempat asing. Pantai ini terletak di Desa Kutuh - Kuta Selatan sekitar 30 km dari Denpasar atau 15 km dari Kuta. Atau hanya 7 km dari Nusa Dua.

Tempat ini diperkenalkan oleh Bernard Fode seorang pebisnis warga Prancis yang sekaligus merupakan instruktur paralayang Bali. Ini dimulai kira-kira dua puluh tahun yang lalu.

Pantai Timbis ini menjadi pilihan untuk tempat terbang dan mendarat para pemain para layang. Baik itu Paragliding atau Hang Glidig. Tentu ada persyaratan khusus agar suatu tempat bisa dipakai untuk tempat tinggal landas bagi pesawat tak bermesin yang memakai parasut ini.

Yang utama adalah kontur tebingnya, harus memenuhi kecuraman tertentu dimana memungkinkan untuk mengembangkan payung sebelum terbang. Karena paragliding bukan seperti Sky Dive atau terjun payung dari pesawat terbang. Payung yang dipergunakan hampir mirip hanya saja cara dan teknik awalnya berbalikan.

Karena yang satu mulai dari darat berarti perlu tinggal landas, sedangkan terjun payung hanya mengandalkan mekanisme otomatis atau manual untuk mengembangkan payung.

Konsistennya hembusan angin juga merupakan pertimbangan suatu tempat bisa dipakai untuk landasan terbang paralayang. Di samping itu harus ada juga tempat untuk mendarat darurat umpamanya lapangan atau tanah lapang atau pantai. Timbis Ini memenuhi semua persyaratan ini.

Puncak kepopuleran Pantai Timbis adalah saat dipakai untuk acara Asian Beach Games yang diikuti oleh 42 negara-negara Asia. Dari 18 cabang olah raga yang dipertandingkan salah satunya adalah olahraga Paralayang ini.

Dari suku katanya "paragliding" adalah sejenis alat angkut untuk terbang dengan menggunakan parasut sebagai sayap dan benang nylon dengan kekuatan tertentu sebagai penggantungnya. Untuk kenyamanan terbang pilot memakai "harnes" atau penyangga tubuh, yang digabungkan dengan tempat duduk.

Harnes ini pun punya banyak fungsi antara lain yang utama adalah tempat kemudi, kedua sebagai pembungkus payung, ketiga sebagai tempat payung cadangan darurat dan keempat untuk membawa ekstra pemberat kalau angin agak besar. Fungsi lain juga sebagai tempat pengaman cadangan yang disebut kantong udara dari punggung harnes sampai kebagian bawah. Harnes utama juga merupakan pemegang harnes tambahan yang dipakai untuk mengangkut penumpang atau tendem.

Pantai Timbis memiliki ketinggian 110 meter dari permukaan laut. Kalau arah angin persis lurus dari selatan penerbang bisa leluasa terbang kearah Uluwatu atau kearah Nusa Dua. Anda bisa berayun-ayun di atas kolam renangnya Bali Cliff Hotel atau Anda bisa menikmati sensasi terbang di atas Hotel Nikko Nusa Dua.

Terbang di Pantai Timbis tentu sangat mengasikkan karena pemandangan laut biru luas yang membentang. Anda akan merasakan siulan angin dari tali-tali paralayang memberi rona suara yang mungkin belum pernah Anda dengar. Tergantung tingkat kemahiran, Anda bisa melakukan beberapa manuver seperti memutar 360°, yang mana dengan cara ini Anda bisa menurunkan ketinggian atau merasakan sensasi G-Force.


Anda juga tidak harus bisa terbang untuk bisa menikmati Pantai Timbis dan sekitarnya, Anda bisa tandem dengan beberapa pilot kawakan yang mengelola tempat wisata ini. Diantaranya Ketut Manda dan Bernard Fode. Mereka juga memberikan harga khusus bagi wisatawan Indonesia. Karena untuk orang asing ongkos "tandem" atau memboceng terbang adalah $50 dolar AS. Kata membonceng disini pun sebenarnya tidak tepat karena dalam paralayang Anda tidak berada dibelakang pilot tetapi di depan pilot.

Pantai Timbis dari udara terlihat berbeda, Anda bisa menyaksikan petak-petak kebun rumput laut. Anda juga bisa menyaksikan dari dekat vila-vila mewah di tebing-tebing kearah Uluwatu dan Sawangan atau Nusa Dua.

Tetapi tidak hanya keindahan pemandangan yang anda saksikan juga Anda akan terbang diatas Pura disepanjang tebing ini, antara lain dari arah timur Nusa Dua adalah Pura Geger, kemudian Pura Barong-barongan keduanya berada di Desa Sawangan, kemudian Pura Gunung Payung, Pura Melang Kelod, Pura Penyarikan, Pura Penyekjekan ini berada di Desa Kutuh. Di Desa Ungasan Anda akan melintas di atas pura Batu Pageh dan beberapa pura kearah barat.

Terbang diatas pura perlu sedikit perhatian ekstra, karena Pura di Bali di sakralkan oleh umat Hindu, kita harus memberikan perhatian khusus agar tidak terbang persis diatas atau terlalu dekat dengan Pura.

Karena kontur tebing pantai selatan seperti hurup U terbalik, maka adalah berisiko kalau Anda terbang melewati batas tertentu, risikonya tentu kehilangan tekanan angin, yang menurunkan ketinggian atau harus mendarat darurat yang jauh dari jangkauan transportasi. Ini bisa dihindari kalau kita punya komunikasi yang baik dengan penerbang lokal setempat. Ask before you go atau bertanya sebelum tersesat.

Olah raga paralayang memerlukan sertifikasi, Anda tidak bisa hanya memiliki alat lalu sesukanya terbang. Ada peraturan dan ketentuan sebagai anggota dan memiliki sertifikat penerbang. Setelah Anda dinyatakan lulus dan bersertifikat. Tentu Anda bisa terbang kapan saja Anda mau. Tetapi untuk terbang di lokasi yang baru Anda wajib punya informasi yang cukup dari penerbang lokal setempat. Lokasi mana yang boleh dan tidak boleh terbang.

Sebenarnya di Bali tidak hanya di Pantai Timbis saja lokasi terbang layang, Anda bisa terbang di perbukitan Candi Dasa, juga terbang dari Gunung Batur, Kintamani. Tetapi untuk keleluasaan terbang dengan radius yang begitu panjang untuk soaring (terbang membumbung menjelajah), pantai Timbis adalah yang terbaik.

Informasi lengkap dari paragliding Bali bisa menghubungi di situs internetnya paragliding Bali. diantaranya www.exofly.com , www.baliparagliders.com, www.baliadventuretour.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer